Novel
adalah sebuah karya sastra yang sangat diminati oleh semua kalangan. terutama
pada kalangan remaja. tapi pernakah terpikirkan apa saja unsur yang dapat
membangun cerita dari dalam? Nah, di dalam pelajaran Bahasa Indonesia telah
dipelajari unsur-unsur yang dapat membangun cerita dari dalam (disebut Unsur
Intrinsik). jadi bagi kalian yang masih bingung dan belum tau, bisa simak
artikel yang satu ini. :)
Unsur
Intrinsik adalah hal-hal yang menjadi pembangun karya sastra novel dari dalam.
Unsur intrinsik dalam novel terdiri atas tema, amanat, alur, latar, penokohan,
dan sudut pandang
1.) Tema
Tema
adalah pokok masalah yang terdapat dalam suatu cerita. Tema sangat wajib untuk
menjelaskan pokok masalah dalam novel tersebut, sehingga bisa ditarik sebuah
alur dan pandangan yang diinginkan pengarang.
2.) Latar (setting)
Latar
adalah tempat, waktu, dan suasana terjadinya suatu peristiwa dalam cerita.
3.) Alur (plot)
Alur
merupakan jalan cerita atau urutan peristiwa dalam sebuah cerita. hal ini
didukung oleh penambahan konlik, agar ceritanya lebih komplit.
4.) Penokohan
Penokohan
atau perwatakan dalam sebuah cerita sangatlah penting. keberadaan tokoh sangat
mutlak. Penokohan adalah gambaran tentang tokoh-tokoh dalam cerita, baik
keadaan lahirnya maupun keadaan batinnya.
Ada
beberapa perwatakan tokoh, yaitu:
a) Protagonis
Protagonis adalah tokoh utama dalam cerita. Umumnya bersifat
baik yang dapat menarik simpati pembaca
b) Antagonis
Antagonis adalah tokoh yang merupakan lawan/saingan/musuh
dari tokoh utama. Umumnya bersifat jahat.
c) Tritagonis
Tritagonis adalah tokoh ketiga yang menjadi penengah anatara
protagonis dan antagonis. Tritagonis tidak memihak pada siapa pun.
d) Figuran
Figuran merupakan tokoh pelengkap dalam cerita. Biasanya peran
dalam cerita tersebut tidak terlalu penting
5.) Amanat
Amanat adalah hal yang hendak disampaikan pengarang kepada
pembaca, yang berkaitann dengan tema. Amanat juga disebut hikmah dari cerita. Amanat
bias berupa ajakan, nasihat, atau larangan yang bernilai positif.
6.) Sudut pandang (Point
Of View)
Sudut pandang adalah cara pengarang menempatkan
dirinya terhadap cerita atau dari sudut mana pengarang memandang ceritanya.
Berikut ini beberapa sudut pandang yang dapat digunakan pengarang dalam
bercerita.
1. Sudut Pandang Orang
Pertama Tunggal.
Pengarang sebagai pelaku sekaligus narator
yang menggunakan kata ganti “aku’.
a)
“Aku”
sebagai tokoh utama.
Pengarang adalah “aku ”sebagai tokoh utama cerita dan mengisahkan dirinya sendiri, tindakan, dan kejadian disekitarnya. Pembaca akan menerima cerita sesuai dengan yang dilihat, didengar, dialami, dan dirasakan “aku” sebagai narator sekaligus pusat cerita.
b)
“Aku” sebagai tokoh bukan utama.
Pengarang adalah “aku ” dalam cerita tapi bukan tokoh utama. Keberadaan “aku” hanya sebagai saksi/kawan tokoh utama. “Aku” adalah narator yang menceritakan kisah yang dialami tokoh lain yang menjadi tokoh utama.
2.
Sudut
Pandang Orang Pertama Jamak
Ini mirip dengan Sudut Pandang Orang Pertama
Tunggal, hanya saja menggunakan kata ganti “kami”. Narator menjadi seseorang
dalam cerita yang bicara mewakili beberapa orang atau sekelompok orang.
3.
Sudut
Pandang Orang Kedua
Pengarang adalah narator yang sedang berbicara
kepada kata ganti “kamu” dan menggambarkan apa yang dilakukan “kamu” atau “kau”
atau “anda”.
4.
Sudut
Pandang Orang Ketiga Tunggal.
Pengarang ada di luar cerita tak terlibat dalam
cerita. Pengarang juga menampilkan para tokoh dengan menyebut namanya atau kata
ganti “dia”.
a)
Sudut
Pandang Orang Ketiga Mahatahu.
Pengarang seperti Tuhan dalam karyanya, yang mengetahui segala hal
tentang semua tokoh, peristiwa, tindakan, termasuk motif Pengarang juga bebas
berpindah dari satu tokoh ke tokoh lain. Bahkan bebas mengungkapkan apa yang
ada dipikiran serta perasaan para tokohnya.
b)
Sudut
Pandang Orang Ketiga Terbatas.
Pengarang melukiskan segala apa yang dialami tokoh hanya terbatas
pada satu orang atau dalam jumlah yang sangat terbatas. Pengarang tak leluasa
berpindah dari satu tokoh ke tokoh lainnya. Melainkan terikat hanya pada satu
atau dua tokoh saja.
c)
Sudut
Pandang Orang Ketiga Objektif
Narator melukiskan semua tindakan tokoh dalam cerita namun tak mengungkapkan apa yang dipikirkan serta dirasakan oleh tokoh cerita. Pengarang hanya boleh menduga apa yang dipikirkan, atau dirasakan oleh tokoh ceritanya.
5.
Sudut Pandang Orang Ketiga Jamak
Pengarang menuturkan cerita berdasarkan persepsi
atau kacamata kolektif. Pengarang akan menyebut para tokohnya dengan
menggunakan kata ganti orang ketiga jamak; “mereka”.
6. Sudut Pandang
Campuran
Pengarang menempatkan dirinya bergantian dari satu tokoh ke tokoh lainnya dengan sudut pandang yang berbeda-beda. “aku”, “kamu”, “kami”, “mereka”, dan atau “dia”.
0 komentar:
Posting Komentar