Senin, 13 Mei 2013

101 comments

Hallo readers! Apa kabar? Pasti luar biasa kan ? :)


baiklah entri kali ini membahas tentang kumpulan beberapa puisi dari 10 pengarang puisi ternama di indonesia.. langsung aja >>



Read More...
1 comment
f. Point Of View (sudut pandang)

Dalam novel ini, pengarang menggunakan sudut pandang orang ketiga seraba tahu.Dalam sudut pandang ini, cerita dikisahkan dari sudut ”dia”, namun pengarang, narator dapat menceritakan apa saja hal-hal yang menyangkut tokoh ”dia” tersebut. Narator mengetahui segalanya, ia bersifat mahatahu (omniscient). Ia mengetahui berbagai hal tentang tokoh, peristiwa, dan tindakan, termasuk motivasi yang melatarbelakanginya. Ia bebas bergerak dan menceritakan apa saja dalam lingkup waktu dan tempat cerita, berpindah-pindah dari tokoh ”dia”yang satu ke ”dia” yang lain, menceritakan atau sebaliknya ”menyembunyikan” ucapan dan tindakan tokoh, bahkan juga yang hanya berupa pikiran, perasaan, pandangan, dan motivasi tokoh secara jelas, seperti halnya ucapan dan tindakan nyata.

Berikut ini beberapa penggalan narasi dalam novel “DeaLova” :

  • Karra menghentikan dribelan bolanya, lalu bersiap-siap memasukkan bola ke dalam ring dan … Masuk!
  • Karra berjalan menuju rumahnya. Setiap hari dia memang selalu pulang sekolah berjalan kaki, meskipun sebelumnya ia harus naik bus umum dulu.
  • Dira memang cowok misterius. Kalau di-flashback dari saat cowok itu ketemu Karra, kayaknya banyak banget kejadian yang dia timbulkan terhadap Karra.
  • Dira membawa Karra menuju bukit di pinggiran kota Bogor, yang masih asri dan terbebas dari asap knalpot kota Jakarta.
  • Ibel mengusap-usap bahu sambil nyengir menahan sakit. Ia melihat Karra cekikikan karena tingkah pembantunya itu.
  • Ibel menganggukan kepalanya dan terus memperhatikan adik sahabatnya menaiki tangga.


g. Suspense dan Foreshadowing

Suspense dan Foreshadowing (ketegangan dan pembanyangan cerita) dalam novel ini yaitu :

  • Saat Finta dan Karra di gencet oleh Stanie dan teman-temannya. Stanie menghasut finta bahwa Karra telah merebut gebetannya. Teman-teman Stanie mendorong-dorong tubuh Karra, dan Stanie menampar wajahnya. Karra pun berusaha membalas mendorong. Namun tangannya di pegangi salah satu teman Stanie sehingga Stanie bisa leluasa menampar wajah Karra.
  • Dira mengajak Karra ke bukit bintang, Dira tidak menyangka bahwa dia bisa ke tempat itu lagi bersama Karra. Dira terus menatap Karra. Karra pun jadi salah tingkah, dan Dira mengungkapkan perasannya yang langsung diterima Karra.
  • Ketika Karra dan Dira berada di kafe, tempat berlangsungnya ulang tahun teman Dira. Saat itu  Karra keluar dari toilet, kemudian dia berjalan melewati bar. Karra terkejut oleh seorang cowok yang tiba-tiba menarik tubuhnya dan memaksa untuk menemaninya. Karra berusaha melepaskan genggaman cowok itu dan berteriak memanggil Dira. Tapi Karra tau tak ada satu orang pun yang mendengar suaranya karena musik dalam kafe begitu keras. Cowok itu masih terus mencoba mencium Karra, hingga akhirnya Dira datang menyelamatkan Karra
  • Di saat Karra di ajak orang tua Dira ke rumah sakit dengan alasan mama Dira ingin di temani check-up. Tetapi Karra curiga, dan berpikir ini pasti ada sangkut pautnya dengan Dira yang tidak ada kabar. Sesampai di rumah sakit, Karra berjalan mengikuti orang tua Dira. Langkah mereka terhenti di kamar nomor 604. Karra pun bertanya-tanya, mengapa ke kamar perawat? Padahal mau check-up. Dengan perasaan yang was-was, Karra memasuki kamar tersebut. Betapa terkejutnya Karra melihat sosok Dira yang terbaring lemah dengan lengan diinfus dan mata terpejam. Karra menutup mulut dengan telapak tangan dan menangis.
  • Saat duduk di teras rumah, sendirian, pikiran Karra lebih tenang. Ia terlonjak ketika menyadari Dira sedang berdiri di gerbang rumahnya. Karra pun menghampirinya dan menanyakan keadaannya. Dira tersenyum dan berkata bahwa dia sudah sehat dan nggak merasa sakit lagi. Karra sangat takut kalau Dira akan meninggalkan dia. Dira berkata bahwa dia tidak akan meninggalkan Karra, kemudian Dira memberikan  sebuah handband putih yang biasanya dipakainya bermain basket. Karra berterima kasih dan Dira meminta maaf. Karra pun binggung, lalu terdengar suara teriakan Ibel dari dalam rumah. Sontak Karra menoleh, dan saat membalikkan badannya ke arah Dira, cowok itu sudah pergi. Ibel keluar rumah dan memberitahukan bahwa Dira koma! Karra pun tidak percaya karena barusan dia berbicara dengan Dira. Tetapi itulah kenyataannya, mereka pun bergegas ke rumah sakit.
  • Hari hujan dan Dira meninggal. Mungkin ini jalan terbaik untuk dia. Itu lebih baik dari pada orang-orang yang menyayanginya melihatnya tersiksa melawan sakit. Saat dira dimakamkan, Ibel selalu mendapingi Karra. Karra diberikan lipatan kertas oleh adik Dira. Di kamar, Karra secara perlahan-lahan membuka lipatan kertas itu dan dia membacanya. Setelah membacanya Karra meneteskan air mata tepat di tulisan “Dira”. Hati Karra pun hancur. Dunia terasa gelap tanpa harapan. Tapi Karra mengikhlaskan kepergian Dira yang amat dicintainya.
  • Ibel dan Karra asyik mengobrol di pantai saat malam hari. Ibel menceritakan tentang gadis yang di sukainya tanpa memberitahukan orangnya. Karra yang penasaran terus mendesak Ibel. Mereka pun berdebat sehingga Ibel kecoplosan bahwa gadis itu adalah Karra. Karra pun kaget dan tidak percaya. Ibel pun mengutarakan perasaannya dan ternyata Karra juga menyukai Ibel.

h. Limited Focus dan Unity

Limited Focus dan Unity dalam novel ini berkisar selama 7 bulan. Novel ini terdiri dari beberapa 10 babak, yaitu:

Babak pertama - Karra
Babak kedua - Dira cowok misterius!
Babak ketiga - Blue Rivalry
Babak keempat - Iraz Sekolah di New York
Babak kelima - Bukit Bintang
Babak keenam - Dira sebenarnya kemana sih?
Babak ketujuh - Rumah Sakit
Babak kedelapan - Surat Dira
Babak kesembilan - Happy birth day, Karra!
Babak kesepuluh - Perasaan Ibel dan Karra

i. Bahasa dan Pilihan Kata

Bahasa dan Pilihan Kata dalam novel DeaLova, antara lain :

1. Keunggulan
Keunggulan dari Novel Dealova adalah karakter tokoh utamasangat kuat, ceritanya menarik karena diselingi juga dengan komedi, konflik-konfliknya yang tak terduga sehingga terkesan seru, ceritanya relevan dengan kehidupan remaja zaman sekarang, serta alur ceritanya jelas.

2. Kelemahan
Kelemahan dari novel Dealova adalah saat-saat konflik yang terlalu pendek sehingga pembaca kurang bisa menikmatinya, bahasa yang digunakan kurang tertata, membuat pembaca menjadi agak bosan, serta anti klimaks yang terlalu dekat dengan konfliknya.

3. Kritikan
Menurut saya, meskipun novel ini menceritakan suatu kisah cinta seorang remaja namun alangkah baiknya bahasa yang digunakan harus baku dan tidak kaku.Selain itu, dalam novel ini peran orang tua sangat kurang dan akhir cerita yang kurang jelas.

j. Gaya Bahasa

Gaya Bahasa adalah penggunaan bahasa secara khusus untuk mendapat efek-efek tertentu. dalam novel ini, Pengarang menggunakan bahasa yang tidak baku agar masyarakat umum, khususnya para remaja mudah mengerti dari cerita novel tersebut. Contoh:

  • “Iya, tapi elo jangan jauh dari gue, ya. Hmmm… ya udah. Mendingan sekarang elo ke dalem deh. Nanti elo masuk angin,”
  • “Dira… ini keren banget! Dari mana elo tau ada tempat kayak gini?”
  • “Gue sayang sama elo, Karr..”

Selain itu, terdapat penggunaan kosa kata bahasa Inggris. Contohnya:

  • “So, I’m a lucky girl.”
  • “Weeeiiittts… Thank you banget ya, man!”
  • “Dua kali double, satu kali walking, dan satu kali backball,”
  • “Karraaa,thanks a lot!”
  • “No problem”
  • “apa kabar, Karra darling!”


Berikit ini, beberapa jenis gaya bahasa yang terdapat dalam novel tersebut, yaitu:

1. Hiperbola

Hiperbola adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang berlebihan dari Skenyataan. Contoh:

  • Dio yang gantengnya nandingin Brad Pitt.
  • Di taman belakang terdapat beranda kecil yang telah disulap oleh teman-teman Iraz menjadi tempat untuk latihan band
  • Hati Karra hancur. Dunia terasa gelap tanpa harapan.


2. Perumpamaan

Perumpamaan adalah gaya bahasa perbandingan yang pada hakikatnya membandingkan dua hal yang berlainan dan yang dengan sengaja kita anggap sama.gaya bahasa perumpamaan, tidak dapat disatukan, dan hanya bisa dibandingkan. Contoh:

  • Ada yang berjalan seperti pasukan pengibar bendera
  • “Heh! Gila lo, ngangkat telepon udah kayak mau teriak maling!”
  • Cewek itu melayang bebas di udara
  • Betapa ajaibnya pengaruh kata-kata ibel barusan


III.  Tinjauan Eksentrik

Tinjauan Ekstrinsik dalam novel DeaLova, meliputi:

1. Sosial Ekonomi

Sosial Ekonomi tokoh utama dalam novel ini yaitu ekonomi menengah keatas. Karena di lihat dari beberapa aspek, seperti: pekerjaan, rumah, kendaraan, dll.Hal tersebut sesuai dengan penggalan cerita dalam novel tersebut. Contoh:

  • Kedua orang tua Karra lagi di New York, karena ayah mereka bekerja sebagai diplomat di KBRI. Sesekali mereka dating menjenguk Karra dan Iraz.
  • Langkah kaki Karra berhenti di sebuah rumah yang yang tampak teduh di daerah permata hijau. Rumah itu lumayan besar, luasnya kira-kira 400 meter. Bentuknya mirip vila yang ada di puncak. Dari dinding sampai perabotannya, semuanya serba kayu. Di rumah inilah Karra tinggal bersama kakak lelakinya, Iraz, dan seorang pembantu bernama Bi Minah.
  • “sebenarnya sih nggak, tapi tadi gue liat nomor polisi mobil yang ada di depan. B 18 EL. Bacanya ‘Ibel’ kam? Hehehe… sok tau banget ya gue?”
  • Jaguar hitam milik orang tua Dira memasuki garasi sebuah rumah yang ternyata rumah Dira. Sekilas rumah itu mirip rumah Karra, karena dindingnya terbuat dari kayu. Hanya saja rumah itu lebih luas dan kebunnya penuh aneka bunga. Nyaman sekali tinggal di sini.


2. Sosial Budaya

Sosial budaya yang terdapat dalam novel adalah ketika Karra berulang tahun dan menhadiri pesta kejutan yang dibuat Ibel untuknya. Kutipan novelnya adalah:
  • “HAPPY BIRTH DAY, Karra!”
  • “Apa segitu surprise-nya sampai-sampai gue harus tersiksa pake pakaian aneh kayak begini?”
  • Karra terheran-heran ketika mengetahui Ibel memesan tempat VIP di ruangan itu.
  • “Happy birthday, Karra honeey!” ucap Iraz sambil mendekap Karra.
  • “Cerewet!” ucap Karra sambil terus memeluk abangnya, “Elo kok nggak bilang-bilang?” 
  • “kan biar surprise!” jawab Iraz


3. Sosial Agama

Dilihat dari segi nama, tokoh utama Karra beragama Islam, yaitu: “Farhika Candida Feryaldi”. Kemudian pengarang juga beragama islam. di lihat dari segi nama yaitu: Dyan Nuranindya dan dari kutipan ucapan terimakasih, yaitu : “Terima kasih yang tak terhingga kepada Allah SWT yang telah memberikan banyak sekali keajaiban dalam kehidupanku”


IV. Penutup

a. Kesimpulan

Novel ini menceritakan tentang kisah cinta seorang cewek yang bernama Karra kepada dua  cowok yang bernama Dira dan Ibel. Pada awalnya Karra sangat kesal kepada Dira karena kelakuannya yang tidak  baik terhadap Karra. Tapi, sebenarnya Dira menyukai Karra dan Mengutarakannya dengan cara yang berbeda. Karra pun luluh dan menerimanya.Akan tetapi belum lama pacaran, Dira sakit dan meninggal dunia.Karra sangat terpukul dengan kepergian Dira yang sangat di cintainya. Karra juga menangis setelah membaca surat Dira yang isinya berupa ucapan maaf dan terima kasih karena Karra telah menjadi penyemangat hidupnya, juga karena telah menjadi bidadarinya. Ibel yang sejak awal menyukai Karra tetapi menyembunyikan perasaannya, tidak tega melihat Karra terus-menerus seperti itu.Ibel bertusaha membuat Karra kembali ceria dan memberikan perhatian kepada Karra.Karra pun kembali ceria.Saat Ibel mengutarakan perasaannya, Karra menerimanya tanpa melupakan sosok Dira yang pernah di cintainya.

Cerita dalam novel ini memberikan gambaran tentang betapa berharganya nilai sebuah kehidupan yang harus dihadapi dengan ketegaran, ketulusan hati dan kejujuran.

b. Saran

Saran yang dapat saya (penulis)  berikan adalah :

1. Redaktur

Penerbit seharusnya mengadakan launching kumpulan novel-novel terbaru karya satrawan muda agar lebih dikenal masyarakat.

2. Pengarang
  • Pengarang seharusnya mencantumkan data diri lengkap agar pembaca mudah memahami latar belakang kehidupan pengarang.
  • Pengarang seharusnya memperjelas akhir dari cerita novelnya supaya lebih dimengerti oleh pembaca
  • Pengarang seharusnya mencantumkan peran orang tua lebih banyak.


3.      Pembaca
  • Pembaca supaya mau membaca dan memahami maksud dari isi cerita dari pengarang.
  • Pembaca dituntut untuk mengambil segi positif yang ada di dalam novel.



DAFTAR PUSTAKA

Nuranindya, Dyan. 2004. DeaLova. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
http://id.wikipedia.org/wiki/Definisi-gaya-bahasa
http://id.wikipedia.org/wiki/sudut-pandang

Terima Kasih sudah menyimak resensi DeaLova oleh saya sampai selesai. Arigato ne :)

Read More...

Minggu, 12 Mei 2013

1 comment
d. Setting/Latar

Latar Tempat

Di dalam novel “DeaLova”, terdapat beberapa latar tempat, yaitu:


  • Sekolah
Bel sekolah SMU Persada telah berbunyi. Murid-murid terlihat sedang menunggu mobil jemputan masing-masing ada pula yang berlari mencari tempat berteduh.

Keesokan harinya di sekolah.


  • Lapangan Basket
di kejauhan, tepatnya di lapangan basket, seorang cewek tengah asyik mendribel bola tanpa peduli dengan panasnya terik matahari.

Pulang sekolah, seperti biasa Karra latihan basket sendirian di lapangan.

Karra berlari-lari menuju lapangan basket. Ia terperanjat ketika seorang cowok tengah menunggunya.


  • Rumah Karra
Langkah kaki Karra berhenti di sebuah rumah yang yang tampak teduh di daerah permata hijau. Rumah itu lumayan besar, luasnya kira-kira 400 meter. Bentuknya mirip vila yang ada di puncak. Dari dinding sampai perabotannya, semuanya serba kayu. Di rumah inilah Karra tinggal bersama kakak lelakinya, Iraz, dan seorang pembantu bernama Bi Minah.

Karra masuk ke rumahnya dan mendapati sesosok cowok tengah duduk di ruang tamu.

Druk… trak… druk… druk… trak… kira-kira seperti itulah suara tabuhan drum dari beranda belakang rumah Karra.


  • Rumah Dira
“Ayo, silahkan masuk, Karra,” ucap mama Dira ramah.

Ruangan itu bukan hanya penuh dengan foto Karra, bahkan lukisan wajahnya. Itu membuat Karra yakin bahwa ruangan yang sedang dimasukinya adalah kamar Dira.


  • Rumah Ibel
Tiba-tiba lamunannya buyar ketika ia melihat seseorang berdiri di pintu gerbang rumahnya. Ibel bangkit dari tempat duduknya lalu membuka pintu teras kamarnya.

Ibel merangkul tubuh  Karra yang menggigil kedinginan dan berlari memasuki rumahnya.


  • Bukit Bintang
“ini namanya bukit bintang. Sebetulnya bukit ini tidak ada namanya, tapi gue yang menamakannya sendiri.”

“Kenapa elo ngajak gue ke bukit bintang, Dir?”


  • Rumah Sakit
Jaguar hitam berbelok dan tiba di pelataran rumah sakit besar yang terkenal di Jakarta.

betapa terkejutnya Karra melihat sosok yang dikenalnya terbaring lemah dengan lengan diinfus dan mata terpejam. Karra menutup mulut dengan telapak tangan. Ia menangis.


  • Vila
Vila Ibel bagus banget, mirip rumah panggung. Rumah itu nggak ada pagarnya, hanya dibatasi taman kecil dan beberapa pohon kelapa. Bagian bawahnya buat garasi. Di sebelah garasi terdapat tangga menuju teras rumah

Keesokan harinya, vila tampak kosong.


  • Pantai
Matanya nggak lepas dari cewek yang sejak tadi bermain dengan anak kecil di pantai.

Mereka menghabiskan waktu di pantai.


2. Latar Waktu

Latar waktu yang terdapatdi dalam novel “DeaLova” yaitu:


  • Pagi Hari
Pagi itu suasana di Parkir Timur Senayan sungguh berbeda. Terlihat banyak spanduk besar melingkari lokasi festifal band

Saat pagi menjelang, ayam jantan yang baru saja mau berkokok mengurungkan niatnya lantaran kaget melihat ada yang bangun lebih pagi darinya.

Minggu, jam tujuh pagi, di rumah Karra.


  • Siang Hari
Pulang sekolah, matahari benar-benar nggak kenal kompromi. Kara yang biasanya santai pulang sekolah sendiri, saat ini sedikit manja. Ia mengeluarkan handphone-nyadan menelepon iraz.

Waktu menunjukkan pukul 14.00. Latihan hari ini sudah selesai. Meskipun begitu, Karra masih belum puas dengan hasil pertandingan.

Siangnya, di kantin sekolah, Karra meletakkan nampan berisi makanan di atas meja kantin.


  • Sore Hari
Sorenya, saat baru saja pulang dari sekolah, Karra mendapati sebuah mobil sedan bertengger di depan rumahnya.

Sore itu terasa hening. Karra belum juga siuman. Namun beberapa menit kemudian ia mulai sadar. Iamembuka matanya perlahan-lahan.

Mereka menghabiskan waktu dipantai. Main layangan, makan es krim, dan berjalan-jalan menyusuri pantai, hingga sore pun tiba.


  • Malam Hari
Malam hari, di kamar Karra.

Kini waktu menunjukkan pukul delapan malam. Hall basket sudah sepi.

Malam ini, jam ini, menit ini, dan detik ini, Karra baru menyadari bahwa ternyata udah lama juga dia nggak pernah ngobrol dengan Iraz kayak gini, setelah kakaknya itu kuliah di New York. Ternyata kangen juga, ya!


e. Penokohan/Perwatakan

Tokoh-tokoh yang ada di novel DeaLova yaitu:

1. Karra

Karra adalah tokoh utama cewek dalam novel ini. Karra adalah cewekmanis tapi tomboi yang pintar main basket. Di sekolahnya Karra adalah kapten tim basket putri. Watak Karra antara lain:


  • Cuek
“Mikir? Mikir apaan?”

“Kenapa? Emangnya tu anak siapa, sih?”

“Cewek itu kelihatan cuek banget, sampai-sampai tidak peduli dengan peluh yang membasahi sekujur tubuhnya.”
  • Jail
“Hmmm… Kalo tiba-tiba arwah ayam yang pahanya elo makan dating di mimpi lo, gimana?”

“SELAMAT UNTUK FINTA YANG SUDAH MENJADI WAKILNYA DIO!”
  • Ramah
Meskipun gayanya cuek, Karra ramah banget sama orang. Buktinya, dari tukang bakso sampai tukang es campur di sekitar rumahnya kenal sama dia. Bahkan mungkin sopir plus kenek bus yang biasa dinaikkin Karra juga kenal sama dia. Belum lagi hansip komplek yang ngakunya fans berat Karra, yang kalo setiap Karra lewat selalu menebarkan senyum Closep-nya.
  • Kadang melihat orang dari penampilan luar 
“Tapi kalo diliat dari tampangnya, tuh anak pasti nyebelin banget,nggak punya temen”

“Cowok itu punya tampang yang nyebelin abis. Pasti dia anak bandel”
  • Ceria dan suka tertawa
“Hahaha…”

“Hahah… Hmmpff..iya terus ayam bilang, ‘Kenapa kamu makan paha saya!’ Hahahaha…”

2. Dira


Dira adalah salah satu tokoh utama cowok.Dira adalah cowok ganteng yang mempunyai IQ yang tinggi dan pintar main basket. Sama seperti Karra, Dira adalah Kapten tim basket putra di sekolah barunya. Watak Dira antara lain:

  • Tidak mau mengalah
“Kalau bukan elo, seumur hidup gue nggak akan pernah mau ngalah sama orang”

  • Suka mengejek 
“Badan elo ternyata berat juga.Diet lo gagal, ya?”

“Oh, Cuma segitu kemampuan kapten tim basket cewek sekolah ini?”

  • Sok 
“Udah untung gue tolongin”
  • Pintar
saat memperhatikan kertas soal Karra, sebelah alis Dira terangkat. “Alaaah… ini sih gampang!”ucapnya sambil menyetil ujung kertas itu
  • Penyayang
Tiba-tiba Dira menempelkan telapak tangan kanannya di wajah Karra dan mengusap sisa air mata Karra dengan ibu jarinya.

akhirnya Dira bereaksi. Ia merengkuh kepala Karra dan merebahkannya ke dadanya. Karra tak berkutik ketika cowok itu mencium rambutnya.

Terima kasih … karena kamu telah menjadi bidadariku selama ini
Aku nggak akan ke mana-mana….
         



  • Perhatian
“Ka-kamu nangis, Karr? Jangan nangis… Gue… gue nggak pantes elo tangisin kayak gini…,”

“kata Mas Dira, Kakak harus jagain Kak Karra. Jangan sampai Kak Karra kenapa-kenapa. Jangan sampai Kak Karra nangis lagi…”

3. Ibel


Ibel adalah tokoh utama cowok selain Dira. Ibel adalah cowok ganteng teman kakak Karra yang peduli dengan Karra.Ibel pintar memainkan alat musik gitar dan suka warna biru. Watak Ibel adalah :
  • Perhatian
“Iya tadi Iraz nelpon gue katanya elo minta dijemput sama dia. TapiIraz lagi ada di daerah Grogol. Macet katanya. Gue kebetulan lagi adadi sekitar sini. Ya udah, daripada elo nungguin Iraz kelamaan,mendingan gue aja yang jemput.
  • Tahu berterima kasih
“Gue yang seharusnya makasih sama elo. Kalau nggak lo cegah,mungkin gue udah bikin malu di PS tadi. Hmmm…sama... Masalahtadi, jangan bilang-bilang ke Iraz, ya. Gue nggak mau dia kecewa”
  • Sopan
ibel menjabat tangan mama Dira sambil setengah membungkuk
  • Penyayang
“gue mau nengok Karra sebentar. Mau mastiin keadaan dia”
  • Dewasa
“Dira bakal sembuh kok. Lo nggak usah cemas… percaya deh sama gue.”

4. Iraz

Iras adalah kakak laki-laki Karra. Iraz sangat menyanyangi adiknya. Watak Iraz yaitu:
  • Jahil
“thanks honey”ucapnya kemudian ia mencium adiknya dan buru- buru kabur.

“Tapi,Sayang..”ucap Iraz sambil terus merangkul adiknya, kemudian mencium pipinya
  • Pelupa
“Janji? Aduh… sori, man. Lupa!”
  • Cerewet
Iraz orangnya jail dan berisik banget!
  • Penyanyang
“makanya cari cowok!” ucap Iraz sambil mengusap-usap kepala Karra.

Iraz memegang kaki adiknya itu, namun ternyata ia menguutnya dengan lembut agar kram di kaki Karra segera hilang. Karra hanya bisa pasrah

5. Finta


Finta adalah sahabat Karra.Finta berbeda 180 derajat dengan Karra.Finta suka dandan dan ngomong tentang cowok cakep. Watak Finta yaitu:
  • Cerewet
Finta amat sangat cerewet apalagi kalau sudah ngomongin cowok cakep. Wuiihh!
  • Penakut
“KARRAAA! Lo jahat banget sih? Ntar gue nightmare  nih!”
  • Centil
“Ehm, Dio, kalo Karra nggak mau, gue bisa gantiin dia,”
  • Baik
“hehehe.. nih, gue bawain donat.”

6. Bi Minah

Bi Minah adalah seorang pembantu di rumah Karra dan Iraz.Bi Minah sangat menyanyangi Karra dan Iraz, dan begitu pun sebaliknya, Karra dan Iraz sangat menyayangi Bi Minah. Watak Bi Minah, yaitu:
  • Serba bisa
Umurnya sih udah lima puluhan, tapi dia bisa dibilang “supermaid”. Soalnya, hamper semua pekerjaan dia lakukan. Nyapu, ngepel, masak, nyuci, benerin antea di genteng, manjat pohon kelapa, benerin atap rumah, dan ngangkat lemari baju sendirian.
  • Genit
“Lho, Mas Ibel, kok tumben sudah datang? Mau bantu nyapu, ya..” sapa Bi Minah dengan genit dan logat Jawa yang medok.
  • Pelupa
“Maaf non, bibi lupa.”

7. Stanie

Stanie adalah kakak kelas Karra yang paling menyebalkan. Stanie adalah tokoh yang antagonis. Berikut ini adalah watak Stanie:
  • Tidak mau kalah
Sedangkan Stanie? Dia gak mau kalah sama orang
  • Sok cantik
Dia ngerasa dialah cewek paling cantik disekolah
  • Centil
Stanie yang tadi hampir marah, tiba-tiba melihat orang yang menabraknya “Aduh, Dira... Maaf deh,” ucapnya centil. “maafin gue ya, please. Hmm... gimana kalo elo gue Traktir minum. yaaah... itung-itung buat ganti rugi minuman lo yang tumpah. Mau ya, Dir? Lanjut Stanie dengan tampang menggoda

Yah part kedua sampai disini saja. Mari lanjut ke part 3 :)

Read More...

Sabtu, 11 Mei 2013

Leave a Comment
Halo teman-teman pembaca sekalian. Kali ini saya akan meresensi sebuah novel yang berjudul Dealova. Dealova ini juga mempunyai versi layar lebarnya lho?! Sudah tau kan? Sebenarnya resensi ini merupakan tugas dari Guru Bahasa Indonesia. Namun ada baiknya apabila saya membaginya kepada teman-teman semua. Saya harap ini dapat bermanfaat bagi semuanya. Selamat membaca :)

I. Novel dan Pengarangnya

a. Identitas Buku

SpesifikasiKeterangan
Judul : Dealova
Pengarang : Dyan Nuranindya
Penerbit : PT Gramedia Utama
Tempat Penerbit : Jakarta
Tahun terbit: 2004
tebal Buku : 304 hlm; 20cm
Harga : Rp. 34.500
Jenis Buku : Fiksi Teen Lit/td>
Cetakan : April 2004/td>
ISBN : 979-22-0760-0/td>

b.      Biografi Pengarang

Dyan Nuranindya lahir di Jakarta, 14 Desember 1985, anak terakhir dari dua bersaudara. Dyan yang lebih akrab disapa "Dichiel (Dyan Kecil) oleh teman-teman sekolahnya ini tidak pernah terpikir untuk menjadi penulis.Baginya, menulis merupakan bakat yang terpendam, tapi ternyata sekarang berhasil dia temukan.Sebenarnya hobinya adalah menggambar.Tidak heran Dyan pernah menyabet Juara I Lomba Poster sewaktu SMP dan memperoleh beberapa penghargaan.Berbagai kegiatan pernah digelutinya.Mulai dari dunia tarik suara sampai pecinta alam yang membuatnya menyukai dunia panjat tebing.


II. Tinjauan Instrinsik

a. Tema

Tema yang terdapat di novel ini adalah:

  • Tema mayor     : Kehidupan
  • Tema minor     : Cinta dan Persahabatan

b. Amanat


Novel ini memuat amanat yang sangat baik bagi kehidupan sekarang. Amanat yang jelas terlihat adalah tentang kehidupan, yaitu: ketegaran, ketulusan hati, kejujuran dan menyadari betapa berharga dan berwarnanya hidup ini. Kita juga harus tabah dalam menghadapi segala cobaan yang ada, dankita harus mengambil hikmah dari cobaan tersebut.

c.  Plot/Alur

Cerita dalam novel “DeaLova” disajikan dengan menggunakan alur maju.

Cerita bermula dari seorang siswi cantik dari SMU Persada bernama Karra.Di sekolah, Karra dikenal sebagai sosok yang cukup pintar, nakal, periang dan jago main basket.Gayanya sangat tomboy dan penampilannya sangat santai. Sementara itu, di rumah, ia dikenal sebagai sosok yang manja sekaligus cuek. Apalagi semenjak ditinggal kedua orangtuanya ke New York lantaran ayah Karra bekerja sebagai diplomat di BKRI, dia sangat manja dengan Iraz, kakaknya.

Awal Konflik  dimulai ketika Dira masuk di sekolah Karra. Dira yang jago basket pertama kali dikenal Karra di sekolah.Dira adalah anak pindahan yang baru sekolah di sekolahnya Karra.Perkenalan mereka di awali dari sebuah lapangan basket. Dira adalah sosok laki-laki yang sangat misterius di sekolahnya, bahkan ia menjadi sorotan para gadis di sekolah, karena kepandaiannya dalam bermain basket. Karra pun menjadi tertarik dengannya.Lalu Karra dan Dira terkadang latihan bermain basket bersama.Tetapi disela bermain basket, terkadang Dira sering membuat Karra kesal, karena Dira sangat ketus dan tidak bisa berperilaku lembut terhadap Karra.Karra sangat tidak suka bila perlakuan Dira seperti itu. Dira pun seperti angkuh dan tidak bisa menghomati orang lain.

Ibel yang jago gitar pertama kali dikenal Karra di rumah Karra ketika itu sedang latihan band dengan Iraz.Ibel adalah teman kuliah sekaligus sahabat karip kakak Karra, Iraz.Ibel sangat mempunyai sifat yang bertolak belakang dengan Dira, Ibel tipe laki-laki yang murah senyum, dia juga sabar dan berperilaku halus terhadap wanita.Awalnya Ibel suka terhadap Karra dimulai saat Iraz menitipkan Karra padanya, karena Iraz harus melanjutkan kuliah di luar negeri, jadi intensitas mereka tuk bertemu pun sangat sering.Ibel mulai merasa nyaman dan jatuh cinta pada Karra.Lama-kelamaan Ibel sering antar jemput Karra ke sekolah dan mengajaknya beli ice cream bersama.

Lewat karakter dan cara berbeda, Dira dan Ibel berusaha menyampaikan rasa kasihnya kepada Karra. Bagi Karra, Dira yang sering ketus, galak dan kurang ajar seoalah selalu ingin menyakiti dirinya ternyata lebih menarik perhatiannya ketimbang Ibel yang penuh perhatian dan senantiasa berupaya menyenangkannya. Tak heran bila akhirnya Dira dipilih Karra menjadi pacarnya.Saat itu karra menulis sebuah diary.

Dear Diary …

Dulu aku memang nggak tau apa yang namanya cinta. Tapi ternyata dia dating sendiri tanpa aku sempat berpikir untuk mencarinya.

Dira membuat aku sadar, trnyata benci dan cinta memiliki perbedaan yang sangat tipis.Selama ini aku belajar untuk menembus cinta yang hanya didasari hal-hal nyata, yang dapat dilihat atau diraba. Dan ternyata … keindahan sejati bukanlah yang terlihat pada kulit luarnya!

Akhirnya aku memang memilih Dira.Tapi… kenapa perasaanku aneh, ya? 

Ibel pun harus besar hati terhadap pilihan Karra. Karna ia sangat menyayangi Karra. Ibel sangat terpukul dengan keputusan Karra.Ibel khawatir kalau Dira adalah orang yang tidak tepat untuk Karra, karena dia mempunyai sikap yang keras.Tapi itulah kenyataannya, Ibel harus menerima.Tapi sayang, hubungan kasih Dira dan Karra tidak selalu berjalan mulus.Pertengkaran kerapkali mewarnai hubungan mereka.Dira dan Karra sering kali berbeda pendapat.Tapi pada akhirnya keduanya bertekad untuk lebih saling menyayangi dan tak lagi saling menyakiti.

Klimaksnya,Disaat sedang menikmati masa-masa pacaran dengan Dira, Karra harus menghadapi kenyataan pahit, Dira terbaring tak berdaya di sebuah rumah sakit, semenjak dua hari tidak bertemu saat terakhir berkencan bersama. Karra baru mengetahui kalau Dira mempunyai penyakit yang susah untuk disembuhkan, Dira sudah di vonis oleh dokter bahwa umurnya tidak akan panjang lagi. Karra hanya bisa memandang wajahnya sambil menangis tersedu saat menjenguk dan menemani Dira di rumah sakit.Tapi masa itu tidak berlangsung lama.Pada akhirnya Dira meninggal karna sakit yang bersarang ditubuhnya.Karra sangat terpukul dan tidak rela jika Dira meninggalkannya tuk selama-lamanya.Karra baru menyadari bahwa sikap Dira ketus padanya karna Dira tidak ingin menyakiti orang yang disayanginya hanya untuk masuk ke dalam kehidupan Dira yang hanya tinggal menghitung waktu saja. Karra makin nangis terisak saat ia membacasurat terakhir yang ia terima dari mamanya Dira yang Dira buat sebelum ia meninggal. Isi suratnya seperti ini ..

Karra,
Maaf… karena selalu mebuatkamu marah

Maaf… karena selalu membuat kamu benci sama aku
Maaf… atas semua kepedihan yang aku timbulkan
Maaf… karena selalu membuat kamu mengalah dalam segala hal
Maaf… karena aku selalu keras kepala
Maaf… karena telah membuat kamu masuk ke dalam kehidupanku
Maaf… karena aku harus pergi ninggalin kamu

Terima kasih… karena kamu telah membuat hari-hariku indah
Terima kasih… karena kamu telah memperlihatkan mata yang paling indah yang pernah kulihat
Terima kasih… karena kamu telah membuat aku memiliki semngat untuk hidup
Terima kasih… karena kamu selalu menganggap aku pintar

Terima kasih… karena kamu mebuat aku sadar bahwa kita harus berjuang untuk hidup dan bahwa hidup ini harus diarungi melalui semangat, perjuangan dan kemauan keras
Terima Kasih… karena kamu memberikan kebahagiaan terbesar dalam hidupku
Terima Kasih… karena kamu telah luar biasa sabar menghadapi aku
Karena telah mengajari aku untuk mendoakan agarorang yang aku cintai bahagia
Karena telah mengubah hidupku yang kosong

Karena telah menjadi satu-satunya orang yang bias membuatku mengalah
Karena telah memberikan sesuatu yang selama ini nggak bias aku kasih ke kamu
Karena telah menjadi wanita yang luar biasa dan nggak tertandingi yang pernah masuk dalam kehidupankuTerima Kasih… karena kamu telah menjadi bidadariku selama ini

Aku nggak akan kemana-mana
                                                                                                                 
-Dira-.

Anti klimaks adalah Sepeninggal Dira, Karra berubah menjadi 180 drajat, dia menjadi pemurung sering nangis karena terus teringat Dira.Ibel berusaha menghibur Karra.Ia bertekad akan mengembalikan keceriaan Karra seperti sedia kala.

Akhir Cerita, Ibel selalu perhatian kepada Karra. Akhirnya, Karra merespon perhatian Ibel padanya. Dan pada suaru malam Ibel dan Karra berada di pantai.Mereka asik bercerita, dan bercanda bersama.Saat Ibel bercerita tentang wanita yang dia sukai, Karra menjadi penasaran dan menanyakannya.Tetapi Ibel tidak mau memberitahukannya Karra pun mendesak Ibel, sehingga Ibel berkata, “SOALNYA CEWEK ITU ELO!”

Ibel kecoplosan.Ia terdiam, tidak tau harus bicara apa. Wajahnya memerah Dia tidak menyangka bahwa bakal kelepasan seperti itu. Sedangkan Karra begitu kaget mendengarnya. Darahnya terasa mengalir deras dari otaknya. Dia mematung menatap Ibel. Perasaannya benar-benar sulit dilukiskan. Dia juga bingung harus ngomong apa. Jantungnya berdegup kencang. Ibel meminta maaf dan merasa bersalah. Tapi Ibel tetap mengutarakan perasaannya dan Karra pun mengaku bahwa dia juga mempunyai perasaan yang sama terhadap Ibel. Akhirnya Karra menerima cinta Ibel tanpa harus melupakan sosok Dira yang pernah dicintainya.

- selesai -

Resensi ini bersambung ke part 2 :)

Read More...